Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan metabolisme pada organ pankreas salah satu tanda dari penyakit Diabetes melitus (DM) yaitu peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia) karena menurunnya kadar insulin yang diproduksi oleh pankreas. Indonesia merupakan negara keenam dengan jumlah penyandang diabetes melitus yang diikuti oleh negara Amerika serikat, China dan India.Penyandang Diabetes Melitus di Indonesia mengalami peningkatan sejak tahun 2020 dan diperkirakan meningkat 2 – 3 kali lipat pada tahun 2023 (Muliani, 2015).
Luka Diabetes merupakan luka kronis yang susah disembuhkan. Luka diabetes berasal dari komplikasi penyakit diabetes. Terdapat beberapa faktor risiko yang mempengaruhi penyakit Diabetes melitus (DM) pertama yang tidak dapatdiubah meliputi, gender, umur, dan faktor genetik atau keturunan. Kedua faktor yang dapat diubah meliputi pola hidup, aktivitas sehari – hari, merokok, berat badan lebih (obesitas), hipertensi dan pjk (Fikri, 2019). Pada pasien penyandang Diabetes melitus (DM) dapat menimbulkan beberapa gejala pada yaitu mudah lapar atau polifagia, sering buang air kecil atau poliuria, mudah haus atau polidipsi, sering kesemutan pada tangan dan kaki.
International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa 1 dari 12 orang penyandang DM tidak mengetahui dan tidak menyadari bahwa dirinya menderita diabetes melitus,penderita baru dapat menyadari penyakitnya ketika penyakit Diabetes yang ia miliki sudah komplikasi salah satunya adalah luka yang tidak kunjung sembuh dan menyebabkan ulkus diabetikum (Sartika, 2019).
Salah satu teknik penyembuhan ulkus diabetikum pada pasien DM yaitu perawatan luka dengan teknik modern dressing Perawatan luka modern dressing menjaga suhu luka agar tetap lembab dan menjaga luka tidak terkontaminasi, dengan teknik moisture balance untuk pertumbuhan sel pada luka. Luka tidak boleh terlalu lembab karena akan menimbulkan maserasi pada tepi luka dan apabila tidak lembab maka akan terjadinya kematian pada sel-sel di permukaan luka.